Selasa, 08 Februari 2011

SEJARAH SKINHEAD

Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an.
Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads. Meskipun Skinhead banyak
diasosiasikan dengan kelompok
orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya
tidaklah Neo-Nazi, karena pada
awalnya Skinhead adalah kaum
tertindas dari kelas pekerja (utamanya
buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada
kepada kelompok orang (biasanya
remaja) yang merupakan fans musik
Oi!/streetpunk dan juga punk. Sejarah Skinhead merupakan subkultur yang
bermula di Inggris pada era ‘ 60-an, ketika Mods sedang mengharubiru
kaum muda Inggris. Mods yang pada
awalnya didominasi kaum muda yang
berasal dari kalangan menengah ke
atas kemudian mewabah dan
menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias
working class. Para pemuda dari
kalangan tersebut meskipun harus
bekerja keras tiap hari, sebagian
malah sebagai buruh kasar atau
buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih
life style tertentu. Mereka berusaha
mengadaptasi life style yang
berkembang dengan pola hidup,
selera serta kemampuan dompet. Maka pada sekitar tahun 1965, dalam
dunia Mods dikenal pula istilah
Smooth Mods (Peacock Mods) yang
terdiri dari kalangan menengah stylish
dengan pilihan kostum yang mahal
serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja
dan merupakan cikal bakal dari
Skinheads. Hard mods kemudian baru dikenal
sebagai kaum Skinheads sekitar tahun
1968. Generasi pelopor Skinheads
tersebut biasanya disebut Trads
(Traditional Skinheads) atau Trojan
Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records. Pakaian Kaum Trads ini mudah dikenali dari
setelan seperti shirt button-up Ben
Sherman, polo Fred Perry, Bretel/
suspender, celana jeans semi ketat,
monkey boots, jaket jeans, jaket
Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan
rambut yang pendek, berbeda
dengan gaya rambut mods pada
umumnya. Pilihan akan jenis rambut
yang pendek ini lebih disebabkan
alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan
yang tersedia tidak membolehkan
pekerja berambut gondrong apalagi
bergaya acak tidak beraturan. Selain
itu, potongan rambut pendek
dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi
kehidupan jalanan yang keras ketika
itu. Ada pula yang berpendapat
bahwa pilihan berambut pendek
merupakan counter terhadap life style
kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada
masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu
kisah menceritakan bahwa pilihan
tersebut berasal dari kaum pekerja
pelabuhan, seperti di kota Liverpool,
yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang
banyak terdapat di sekitar pelabuhan. Musik Karena Skinhead sendiri pada
dasarnya adalah suatu subkultur
bukannya sebuah genre atau aliran
musik, pilihan musiknya pun bisa
beragam. Yang pertama tentunya adalah roots
mereka yang berasal dari Mods, para
Trads pun pada awalnya sangat
terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga
terinspirasi oleh style ala Jamaican
Rude Boy yang juga populer di
Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau
Rudy merupakan sebutan untuk para
imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal
mereka. Hasilnya, para Trads pun sangat
menggemari musik Ska , Reggae, Rocksteady , Soul, dan lain sebagainya. Sehingga kadang-kadang seorang
Skinhead pun ikut menikmati alunan
dari seorang penyanyi soul seperti
Aretha Franklin misalnya. Dari roots tersebut dapat ditelusuri
bahwa pada dasarnya Skinhead sama
sekali tidak identik dengan rasis.
Sebagaimana pendapat awam pada
umumnya. Karena mereka pun
menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam. Bahkan, banyak juga Skinhead
yang berkulit hitam dan berwarna
kulit lainnya. Rasisme Mereka mendapat cap rasis pertama
kali ketika beberapa Skinhead terlibat
clash beberapa kali dengan imigran
Pakistan dan imigran dari Asia Selatan
(mereka menyebutnya Paki-Bashing)
di Inggris pada era ’ 60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa
dibenarkan biar bagaimanapun)
tersebut dipicu oleh masalah
pekerjaan. Para Skinhead yang
merupakan kaum pekerja merasa
lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh
kedatangan imigran yang bersedia
dibayar lebih rendah. Label rasis
kemudian semakin melekat, salah
satunya setelah beberapa Skinhead
tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front
yang terbentuk di awal ’ 70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang
keras khas kaum pekerja sempat
membuat mereka dijadikan alat
maupun berbagai kepentingan politik.
Termasuk dihubungkan dengan
paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa
menunjukkan fakta yang berbeda. Sama dengan nasib Mods leluhurnya,
pamor Skinhead sempat meredup di
era ’ 70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka
pada tahun 1969. Mereka kemudian bangkit kembali,
bersamaan dengan kelahiran musik
punk pada sekitar tahun 1977